Kamis, 05 Juni 2014

BINAR SEMANGAT SISWA SISWI SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan



Keindahan alam selalu saja berhasil mencuri hati para pecinta kehidupan. Sebuah kehidupan yang berimbang. Dimana keberadaan alam ini sesungguhnya memiliki karakteristik dan manfaat yang luar biasa bagi siklus kehidupan. Tidak salah jika Kyai Thoharun Al-Asyadz kemudian memilih Wonosobo untuk membangun sekolah berbasis pondok pesantren. Sebuah kota yang masyur oleh keindahan alam dan khas hawa dinginya itu tentulah cocok untuk menempa jiwa dan raga yang haus akan keilmuan dan pengabdian pada kehidupan. Karena ilmu saja tanpa pengamalan adalah sebuah omong kosong besar. Dimana keseimbangan siklus kehidupan tidak akan pernah tercapai. Yang ada adalah manusia memakan manusia. Homo homoni lupus. Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Tentu saja tidak ada satupun yang menginginkan ini terjadi bukan? 
Belajar rebana di bilik bambu. [dok Benzo]


SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan ia dirikan di Pagedangan desa Tumenggungan Selomerto Wonosobo. Lebih tepatnya di tengah hutan, kurang lebih setengah jam dari pemukiman warga. Anda harus menaklukkan Jalanan curam yang belum di-aspal untuk sampai di komplek SMP tersebut. Sesampainya di komplek SMP, segera Anda akan disambut suara cicit burung, derit pepohonan tertiup angin serta gemericik aliran sungai Gede yang mengalir mengitari komplek. Luar biasa. Sungguh jauh berbeda dengan suasana kota yang dipenuhi bising mesin mesin motor, hiruk pikuk manusia yang sibuk memenuhi kepentingan masing-masing. 

Panitia lomba class meeting mengumumkan juara lomba. [dok: Benzo]
Terdapat lima gedung dan satu bangunan gedung yang masih dalam proses pembangunan di komplek tersebut. Di salah satu dinding gedung bercat hijau berbaris huruf-huruf berwarna kuning emas berbunyi “SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan. Pon- Pes Putra/Putri Matholi’ul Alwar” itulah salah satu penanda bahwa di komplek tersebut diadakan pendidikan formal. Gedung-gedung yang lain sesungguhnya tidak begitu tampak sebagai bangunan sekolah pada umumnya.

Hanya ada dua bangunan baru yang dibangun serupa gedung kelas. Selebihnya adalah bangunan pondok pesantren tempat tinggal para santri yang kebanyakan juga merupakan murid SMP Takhasus Al Qur’an Filial Pagedangan dan sebuah rumah serupa rumah panggung akan tetapi bermaterial tembok sebagai tempat tinggal Pak Kyai dan keluarganya.  Sebuah masjid kuno bercat hijau terlihat paling mencolok diantara bangunan-bangunan yang berdiri. 

Berpose bersama setelah lomba fashion show dari bahan alam. [dok: Benzo]
Di jam jam tertentu aula masjid itupun sering kali digunakan sebagai tempat berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Namun bisa dikatakan mayoritas proses KBM diadakan di alam terbuka. Siswa siswi bergerombol menggelar tikar untuk berdiskusi atau mempraktekkan pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh para guru. Beberapa memilih bilik-bilik bambu yang sengaja dibuat oleh para santri untuk bersantai. Proses KBM-pun terasa nikmat dan tidak terikat ruang. Bisa jadi itulah salah satu kekuatan alam. 

Berbicara mengenai keagungan alam semesta, mari sedikit menengok kisah orang-orang terkenal di dunia. Mulai dari para pengembara benua, Marcopolo, Columbus, hingga Vasco De Gama meyakini bahwa alam telah memberikan motivasi serta arahan untuk melakukan penjelajahan dunia demi menemukan hal baru. Para intelktual kaliber dunia seperti Aristoteles, Isac Newton, Plato hingga Einstein bahkan mengatakan bahwa alam merupakan sumber ide ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Pepatah Minang mengatakan “Alam Takambang Jadi guru”

Papan nama sekolah kami. [dok: Benzo]
Di tengah hutan yang rindang, dikitari aliran sungai Gede yang mendayu, binar semangat para siswa siswi SMP Takhasus Al Qur’an Filial Pagedangan tampaknya akan terus bercahaya terang. Seterang ilmu yang dibawa para ilmuan dunia. Mengalahkan segala keterbatasan dan ketidakmampuan. Seperti matahari yang mengalahkan kegelapan dengan lembut menyapa dingin dengan kehangatan. Salam pendidikan. [E. Sumaryati]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar