Kamis, 12 Juni 2014

Perjalanan SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan Part II



 Menghidupi Masjid Sunyi Sembari Mencerdaskan Negeri

...Apabila seorang hamba telah menikah, berarti dia telah menyempurnakan separuh agamanya, maka hendaklah dia bertaqwa kepada Allah pada separuh sisanya...
Sabda Rasulullah SAW diriwayatkan Baihaqi

            Sebaris hadist di atas memang tidak diucapkan oleh Kyai Thoharun, tetapi sebaris kata-kata sederhana sang Kyai mengingatkan penulis akan hadist tersebut. Ketika jama’ah Jammujass terus bertambah, banyak orang tua yang ingin menitipkan putra putrinya pada Kyai Thoharun untuk nyantri. Tetapi Kyai Thoharun yang waktu itu masih belum menikah menjawab dengan sederhana. “Ngesok bae nek nyong wes mbojo! (Besok saja kalau saya sudah menikah!)” Kalimatnya mengantarkan kita pada hikmah yang panjang. Bahwa santri adalah amanah. Santri adalah amanah semesta. Di mana ia tidak mampu untuk memikulnya seorang diri.
 
Kyai Thoharun
        Dalam Al Qur’an anak dapat dikelompokkan dalam 4 tipologi. Salah satunya adalah anak sebagai penyejuk mata (Qurrota a’yun). Ketika seseorang sudah bersedia menerima seorang santri, berarti ia telah bersedia dilimpahi amanat yang luar biasa. Sudah semestinya ia bertanggungjawab untuk mengasuh serta mendidik anak sehingga terbentuklah keturunan yang zurriyyah thayyibah. Memegang amanah, itulah sesungguh-sungguhnya tugas manusia. Seperti terkandung dalam Surat Al-Anfal ayat 27 “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul, dan juga janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui" Dan sesungguhnya Al Qur’an yang agung menyimpan pesan-pesan amanah lebih banyak lagi.
     

Senin, 09 Juni 2014

Selain Rajin Mengaji, Getol Belajar, Kami Juga Jago Masak!

Ujian kala itu telah berakhir. Tanggal 21 bulan Juni 2013 dipilihlah sebagai hari memasak di SMP Takhassus Pagedangan. Maka siswa siswi pun segera unjuk kebolehan. Siapa sangka kalau hasil masakan siswa siswi ini tak kalah dengan masakan resto.. ini dia aneka masakan siswa siswi SMP Takhassus Al Qur'an Filial Pagedangan Wonosobo. Enjoy it!
Yummyyyy... ini sambelnya dicocol yahuudd!!!


HAFLAH MU'ADAH AKHIRUSSANAH PONPES MATHOLI'UL ANWAR

Siswa-siswi SMP Takhassus Al Qur'an Filial Pagedangan Wonosobo tampil dalam Haflah Mu'adah Akhirussanah ponpes Matholi'ul Anwar Wonosobo Juni 2013. Berbagai kreasi siswa ditampilkan. Berikut ini adalah beberapa galeri foto-foto kegiatan tersebut:


Minggu, 08 Juni 2014

Sekolah Murah Plus Ngaji, Insyaallah Berkah

SMP Takhasus Al Qur'an Filial Pagedangan Wonosobo merupakan salah satu sekolah yang memadukan format pendidikan sekolah formal dan pondok pesantren. seperti kita ketahui bahwa keduanya mempunyai keunggulan dan kekurangan-nya masing-masing. Sekolah formal bisa dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang berfokus pada faktor kecerdasan akademik. Tanpa sedikitpun mengabaikan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk tetap mempertahankan hal-hal yang bersifat spiritual atau keagamaan. Tetapi seperti diketahui bahwa sistem pendidikan di sekolah formal memang menekankan pencapaian prestasi anak didik dalam hal kecerdasan intelektual dimana kebanyakan bermuara pada prestasi akademik.
Di sisi lain pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mengutamakan upaya pencerdasan spiritual atau keagamaan. Dewasa ini malah sudah banyak pondok pesantren yang juga memberikan pengetahuan umum secara terintegrasi. SMP Takhasus Al Qur'an Filial Pagedangan berupaya untuk memadukan dua format lembaga tersebut. Hal tersebut diharapkan dapat turut membentuk karakter bangsa yang mencakup kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Sekolah berbasis pondok pesantren  SMP Takhasus Al Qur'an Filial Pagedangan bertujuan untuk mencetak anak didik yang paham keilmuan umum sekaligus keilmuan keagamaan. Sehingga anak didik dibekali pengetahuan umum serta kepribadian religius, mandiri dan sederhana. 
Untuk itu dengan  bahagia dan tulus kami membuka pendaftaran baru untuk siswa-siswi yang ingin melanjutkan ke jenjang SMP. Berikut ini adalah beberapa ketentuan dan syarat yang berlaku. 







Catatan Perjalanan SMP Takhassus Al-Qur’an Filial Pagedangan



Sebuah pengantar:
Pada kesempatan ini, admin berkesempatan menulis catatan Perjalanan SMP Takhassus Al-Qur’an Filial Pagedangan. Catatan dibagi menjadi tiga bagian, bagian pertama tentang sosok perintis, bagian kedua awal mula perjalanan, dan bagian ketiga bagaimana SMP Takhassus Al-Qur’an Filial Pagedangan menjawab tantangan zaman yang semakin bergulir. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Part 1
Mengenal Kyai Thoharun  Al Assyadz

“Bacalah tanda-tanda alam, bacalah dirimu sendiri, bacalah sejarah, bacalah apapun, yang penting ‘bismi rabbika’ (dengan nama Tuhanmu).”
Kutipan yang banyak diyakini sebagian ulama dalam menafsirkan perintah ‘Iqra’ ini sengaja dihadirkan untuk membuka kisah perjalanan Kyai Thoharun  Al Assyadz. Kyai yang merintis berdirinya SMP Takhassus Al-Qur’an Filial Pagedangan ini dibesarkan alam dan ditempa keadaan. Sebuah lagu ejekan semasa kanak-kanak selalu saja membuatnya tertawa hingga saat ini, ‘Budin opo telo, Wahudin ndase dowo’. Saat itu, anak-anak bernyanyi sambil tertawa sembari menunjuk-nunjuk gudik bernanah di kepala Kyai Thoharun  kecil. Sampai saat ini, bekas gudiknya masih bisa dilihat di balik lebat rambut ikalnya yang panjang. Tetapi, bekas luka akibat “diremek kehidupan”, malah tidak tampak pada diri kyai gondrong ini. Sebaliknya, beliau selalu tampak begitu yakin dan ‘bungah’ dengan kehidupan yang beliau jalani. 

Kyai Thoharun Al Assyadz saat bersama siswa SMP Takhasus Pagedangan saat memeriahkan penutupan classmeeting [dok: SMP Taq FP]
Tapi siapa sangka, Kyai Thoharun  kecil yang dulu gudiken, ngompolan dan penyakitan mampu mendirikan pondok pesantren putra/putri Matholi’ul Anwar Wonosobo dan SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan. Bahkan, di tahun ajaran mendatang, beliau berencana mendirikan MA Matholi’ul Anwar Wonosobo. Dan ketika ditanya, sesungguhnya apa kelebihan pak kyai hingga bisa mendirikan ponpes dan juga sekolah? Maka dengan bangga beliau menjawab. “Kelebihan saya? Kyai mana yang rambutnya gondrong? Cuma saya,” ungkapnya dengan suara sedikit berat tapi lantang dan seringkali diikuti gelak tawa nyaring.

Kamis, 05 Juni 2014

BINAR SEMANGAT SISWA SISWI SMP Takhassus Al Qur’an Filial Pagedangan



Keindahan alam selalu saja berhasil mencuri hati para pecinta kehidupan. Sebuah kehidupan yang berimbang. Dimana keberadaan alam ini sesungguhnya memiliki karakteristik dan manfaat yang luar biasa bagi siklus kehidupan. Tidak salah jika Kyai Thoharun Al-Asyadz kemudian memilih Wonosobo untuk membangun sekolah berbasis pondok pesantren. Sebuah kota yang masyur oleh keindahan alam dan khas hawa dinginya itu tentulah cocok untuk menempa jiwa dan raga yang haus akan keilmuan dan pengabdian pada kehidupan. Karena ilmu saja tanpa pengamalan adalah sebuah omong kosong besar. Dimana keseimbangan siklus kehidupan tidak akan pernah tercapai. Yang ada adalah manusia memakan manusia. Homo homoni lupus. Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Tentu saja tidak ada satupun yang menginginkan ini terjadi bukan? 
Belajar rebana di bilik bambu. [dok Benzo]

Rabu, 04 Juni 2014

SAMBUTAN Bpk. Kyai Thoharun Al-Asyadz



Bapak-bapak, Ibu-ibu yang saya hormati. Para pembaca yang budiman. Mengapa dalam kondisi yang serba kekurangan saya ini mau mendirikan SMP Takhasus Al Qur’an filial (sekolah jarak jauh yang berbasis keagamaan, yang menginduk pada SMP Takhasus Al Qur’an Kalibeber Mojo tengah Wonosobo. Karena di era globalisasi saat ini, bahkan kedepan: mana kala manusia diberi pendidikan umum tanpa dibarengi dengan pendidikan agama maka akan berimbs pada moral yang tidak baik. Seperti terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam bahasa lain pendidikan umum tanpa dibarengi dengan pendidikan agama tidak akan sempurna. Dengan pertimbangan lain adalah sebagai berikut: